MAKALAH PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP AKHLAK REMAJA
Disusun Oleh: Immmanuel
Angga Designori
Kelas: 1TA03
NPM: 13315318
Dosen Pembimbing:
Emilianshah Banowo
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANYA
UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK
2015
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa
karena kasih karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul,
“PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP AKHLAK REMAJA”. Sebaik mungkin makalah saya buat meskipun masih
banyak kekurangan di dalamnya, dan juga saya berterima kasih pada Bapak
Emilianshah Banowo selaku dosen mata kuliah “Ilmu Sosial Dasar” yang telah
memberikan motivasi dan kesempatan kepada saya
untuk mengerjakan makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai seberapa besar
pengaruh globalisasi terhadap budaya masyarakat kita. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik,saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Jakarta, 7 November 2015
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan..................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
Bab II Pembahasan..................................................................................................... 2
A. Pengertian Globalisasi................................................................................ 2
B. Permasalahan Akhlak Remaja.................................................................... 3
C.
Etika Pergaulan Remaja dalam Islam......................................................... 5
D. Tata Cara Pergaulan Remaja....................................................................... 6
E. Peranan Keluarga dalam Membina Akhlak Remaja................................... 8
Bab III Penutup........................................................................................................... 10
A.
Kesimpulan................................................................................................. 10
B.
Saran........................................................................................................... 10
Daftar Pustaka............................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam
psikologi perkembangan, Masa remaja (remaja awal dan remaja akhir) adalah masa
yang penuh emosi, secara psikologis, masa ini ditandai dengan kondisi jiwa yang
labil, tidak menentu dan biasanya susah mengendalikan diri sehingga
pengaruh-pengaruh negatif seperti perilaku-perilaku menyimpang akibat dari
pergeseran nilai mudah mempengaruhi jiwa remaja dan menimbulkan gejala baru
berupa krisis akhlak.
Krisis
akhlak yang melanda sebagian remaja saat ini, merupakan salah satu akibat dari
perkembangan global dan kemajuan IPTEK yang tidak diimbangi dengan kemajuan
moral akhlak. Perilaku remaja yang cenderung lekas marah, kurang hormat
terhadap orang tua, bersikap kasar, kurang disiplin dalam beribadah, menjadi
pemakai obat-obatan, terjerumus dalam perilaku sex bebas serta perilaku yang
menyimpang lainnya telah melanda sebagian besar kalangan remaja.
B. Rumusan Masalah
Lalu
ada apakah di masa remaja ini? Seberapa besarkah pentingnya untuk menangani
masa remaja dan seberapa besar pengaruhnya untuk kehidupan dimasa depan
individu tersebut? Adakah keterkaitanya dengan era globalisasi sekarang ini?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Globalisasi
Menurut
asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan
globalisasi adalah suatu proses
menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di
dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki
definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses
sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di
dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan
budaya masyarakat.
Adapun
konsep globalisasi menurut pendapat para ahli adalah :
a. Malcom Waters,
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan
geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma
didalam kesadaran orang.
b. Emanuel Ritcher,
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat
yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan
dan persatuan dunia.
c. Thomas L. Friedman,
Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi teknologi yaitu
kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi
informasi yang telah menyatukan dunia.
Globalisasi
merupakan fenomena berwajah majemuk. Istilah globalisasi sering diidentikkan
dengan:
1.
Internasionalisasi, yaitu hubungan
antar Negara, meluasnya arus perdagangan dan penanaman modal
2.
Liberalisasi, yaitu pencabutan
pembatasan-pembatasan pemerintah untuk membuka ekonomi tanpa pagar (borderless
world) dalam hambatan perdagangan, pembatasan keluar masuk mata uang, kendali
devisa, dan izin masuk suatu Negara (visa)
3.
Universalisasi, yaitu ragam selera
atau gaya hidup seperti pakaian, makanan, kendaraan di seluruh pelosok penjuru
dunia.
4.
Westernisasi atau Amerikanisasi,
yaitu ragam hidup model budaya Barat atau Amerika.
5.
De-Teritorialisasi, yaitu
perubahan-perubahan geografi sehingga ruang sosial dalam perbatasan, tempat,
dan jarak menjadi berubah.
B. Permasalahan Akhlak Remaja
Dewasa
ini dengan terjadinya perkembangan global disegala bidang kehidupan selain
mengindikasikan kemajuan umat manusia disatu pihak, juga mengindikasikan
kemunduran akhlak di pihak lain. Di samping itu, era informasi yang berkembang
pesat pada saat ini dengan segala dampak positif dan negatifnya telah mendorong
adanya pergeseran nilai di kalangan remaja.
Kemajuan
kebudayaan melalui pengembangan IPTEK oleh manusia yang tidak seimbang dengan
kemajuan moral akhlak, telah memunculkan gejala baru berupa krisis akhlak
terutama terjadi dikalangan remaja yang memiliki kondisi jiwa yang labil, penuh
gejolak dan gelombang serta emosi yang meledak-ledak ini cenderung mengalami
peningkatan karena mudah dipengaruhi.
Gejala
akhlak remaja yang cenderung kurang hormat terhadap orang tua, melawan orang
tua, terjerumus dalam perilaku sex bebas, kurang disiplin dalam beribadah,
mudah terpengaruh aliran sesat, pendendam, menjadi pemakai obat-obatan, berkata
tidak sopan, pendusta, tidak bertanggungjawab dan perilaku lainnya yang
menyimpang telah melanda sebagian besar kalangan remaja.
Secara langsung ataupun tidak langsung banyak sekali dampak negatif yang
ditimbulkan oleh arus globalisasi terhadap psikologi para remaja, khususnya
remaja Indonesia. Psikologi dan kondisi labil para remaja kita membuat mereka
mudah terbawa arus negatif globalisasi. Kita lihat saja sekarang ini banyak
remaja kita yang terjebak pada seks bebas, yang mana diakomodasi oleh proses
globalisasi itu sendiri.
Dari data survey Kesehatan Reproduksi Remaja (15-19 tahun) oleh Badan Pusat
Statistik (2009) tentang perilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi
menunjukkan fakta yang mencengangkan. Data tersebut menyebutkan bahwa dari
10.833 remaja laki-laki yang disurvei, 72 persen diantaranya mengaku sudah
berpacaran. Dan dari 72 persen itu diperoleh data sebagai berikut:
§
92 persen
saat berpacaran lebih sering melakukan pegang-pegang tangan
§
82 persen
mengaku telah berciuman
§
10,2 persen
mengaku telah melakukan hubungan seks (seks di luar nikah)
§
62 persen
mengaku telah melakukan petting
Sedang dari
hasil survei terhadap 8.340 remaja putri diperoleh data sebagai berikut:
·
77 persen
mengaku sudah berpacaran
·
92 persen
mengaku lebih sering melakukan pegang-pegang tangan
·
86 persen
mengaku telah berciuman
·
6,3 persen
mengaku telah melakukan hubungan seks bebas dengan pacarnya
·
63 persen
mengaku telah melakukan petting
Akibat-akibat lain dari seks bebas di kalangan remaja ini pun perlu
disosialisasikan kepada para remaja, antara lain; resiko terkena HIV/AIDS, PMS
(Penyakit Menular Seksual), KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga aborsi
yang dapat menyebabkan cacat permanen atau berujung pada kematian. Belum lagi
dampak psikologis yang seringkali lebih mengarah pada wanita korban pelecehan
tersebut, seperti rasa malu, depresi berat, rasa tidak berharga, putus asa, dan
sebagainya.
Lalu berikut beberapa alasan kenapa hal ini bisa terjadi :
a.
Tidak Kuasa
untuk Menolak
Biasanya karena merasa takut diputus dan kehilangan pacarnya. Pacar sudah
membujuk rayu sedemikian rupa, sampai akhirnya tidak bisa menolak. Habis itu,
siapa yang akan bertanggung jawab? Biasanya dijadikan alasan sebagai pembuktian
cinta. Sebenarnya jika dilogika kalau benar-benar cinta, pasti akan saling
menjaga
b.
Konsep
“GAUL” yang Sesat
Saat ini para remaja banyak yang berasumsi bahwa dengan pernah melakukan
hubungan seks, dianggap ‘Gaul’, berani, hebat, dan sebagainya. Ini tentu sebuah
konsep menyesatkan yang perlu diluruskan kembali pada jalur koridor yang benar.
c.
Prostitusi
sebagai Lahan Bisnis
Tidak bisa dipungkiri kini prostitusi semakin merebak dan berkembang menjadi
sebuah bisnis yang menggiurkan. Akhirnya para remaja pun banyak yang terjerumus
ataupun menjadi korban perdagangan manusia atas bisnis maksiat tersebut. Di
beberapa daerah, ternyata ada juga remaja yang kebanyakan perempuan, dimana
mereka dijual oleh orangtua atau keluarganya sendiri kepada “Germo” dengan
alasan ekonomi. Sungguh ironis memang!.
d. Korban Tayangan TV
Merebaknya seks bebas di kalangan remaja saat ini juga tidak lepas dari
pengaruh kotak “setan” yang bernama Televisi. Akhir-akhir ini tayangan di
televisi tanpa disadari seringkali mengumbar tontonan yang sensual. Ini tentu
mendorong perilaku seks yang agresif pada para remaja. Contohnya saja kini
sinetron-sinetron yang terkadang menampilkan adegan-adegan sensual dan gaya
berpacaran yang kebablasan.
e.
Masuknya
Budaya “POP”
Masuknya budaya pop Barat ke dalam budaya kita nampaknya kini justru
semakin menggeser budaya kita sendiri. Kini para remaja dan generasi muda
justru lebih bangga dengan segala embel-embel yang kebarta-baratan. Gaya hidup
remaja pun lebih sering berkiblat pada bangsa lain.
Jadi
kesimpulannya, semua ini tentu tidak boleh kita biarkan begitu saja.
Kenyataannya remaja kita belum mampu menerima dan menghadapi adanya
globalisasi. Kita sadari psikologi mereka memang masih begitu labil untuk bisa
menerima globalisasi secara dewasa. Mereka sangat butuh bimbingan dan
partisipasi kita semua. Dunia pendidikan dalam hal ini harus terus berperan
aktif memberikan pendidikan serta pengajaran terhadap para siswa-nya terkait
dampak-dampak yang ditimbulkan oleh adanya globalisasi ini. Siswa dan para
remaja diberikan pemahaman agar tidak lagi terjebak pada arus negatif
globalisasi semacam seks bebas, pergaulan bebas, dan sebagainya. Karena itu
hanyalah kenikmatan yang sesaat dan bisa membawa derita seumur hidup.
C. Etika Pergaulan Remaja dalam Islam
Islam
telah mengatur etika pergaulan remaja. Islam sangat memperhatikan masalah ini
dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa
muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah dihari kiamat diantara empat masa
kehidupan di dunia ini.
Perilaku yang menjadi batasan dalam
pergaulan adaaalah:
1.
Menutup aurat
Islam
telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat demi menjaga
kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurat merupakan anggota tubuh yang harus
di tutupi dan tidak boleh di perlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya
terutama kepada lawan jenis agar tidak membangkitkan hawa nafsu birahi dan
menimbulkan fitnah.
Aurat
laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan aurat bagi
wanita yaitu seluruh anggota tubuh, dan juga tidak boleh taransparan atau tipis
sehingga tembus pandang
2.
Menjauhi perbuatan zina
Pergaulan
antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak
membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga
kesucian, pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh
nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus di jaga jarak
sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya
akan merusak pada pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam al-Quran Allah
berfirman dalam surat al-Isra’ ayat 32 yang artinya:
“Dan
jangan lah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji, dan suatu jalan yang buruk”.
Dalam
rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari perbuatan zina,
islam telah membiat batasan-batasan sebagai berikut:
Laki-laki
tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki
dan perempuan di tempat sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling
berpandangan, lalu berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinahan, itu
semua adalah pujuk rayu setan. Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak
boleh bersentuhan secara fisik, saling bersentuhan di dalam islam adalah
sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang
tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah dilarang.
D. Tata Cara Pergaulan Remaja
Semua
agama dan tradisi telah mengatur tata cara pergaulan remaja. Ajaran islam
sebagai pedoman hidup umatnya, juga telah mengatur tata cara pergaulan remaja
yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi:
a.
Mengucapkan salam
Ucapan
salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama muslim, ucapan salam
adalah doa. Berarti dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut.
b.
Meminta izin
Meminta
izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman
apabila kita mau menggunakan barang milik teman, maka kita harus meminta izin
terlebih dahulu.
c.
Menghormati yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda
Remaja
sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan
mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu remaja juga harus menyanyangi
kepada adik yang lebih muda darinya, dan yang paling penting adalah memberikan
tuntunan dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih
saying.
d.
Bersikap santun dan tidak sombong
Dalam
bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar temen merasa
nyaman berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja yang biasanya ingin
terlihat lebih dari temannya sungguh sangat tidak diterapkan dalam islam bahkan
sombong merupakan sifat tercela yang dibenci Allah.
e.
Berbicara dengan perkataan yang
sopan
Islam
mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakan lah perkataan yang bermanfaat,
dengan suara yang lembut, dan dengan gaya yang wajar.
f.
Tidak boleh saling menghina
Menghina
atau mengumpat hukumnya dilarang dalam islam sehingga dalam pergaulan sebaiknya
hindari saling menghina di antara teman.
g.
Tidak boleh saling membenci dan iri
hati
Rasa
iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya
mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati merupakan
penyakit hati yang membuat hati kita tidak dapat merasakan ketenangan serta
merupakan sifat tercela baik dihadapan Allah maupun manusia.
h.
Mengisi waktu luang dengan kegiatan
yang bermanfaat
Masa
remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat.
Remaja harus membagi waktunya seefisien mungkin, dengan cara membagi waktu
menjadi tiga bagian yaitu: sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga
untuk dirinya, dan sepertiga lagi untuk orang lain.
i.
Mengajak untuk berbuat kebaikan
Orang
yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan mendapatkan pahala
seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan
merupakan suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.
E. Peranan Keluarga dalam Membina
Akhlak Remaja
Masa
remaja sebagaimana yang dikemukakan di atas menurut Hurlock (dalam
Istiwidayanti : 1992) adalah masa dimana seorang individu berada pada batasan
umur 12-22 tahun. Karena masa remaja adalah masa-masa mencari identitas diri
maka biasanya para remaja cenderung menginginkan kebebasan tanpa terikat oleh
norma dan aturan.
Dalam
masa pencarian identitas diri yang penuh gejolak ini, penting kiranya orang tua
sebagai orang terdekat dalam lingkungan keluarga dengan remaja untuk mengenal
dan memahami jiwa remaja secara mendalam agar dapat mendidik, membimbing serta
mengarahkan akhlaknya menuju jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah SWT.
Sebagai
pendidik pertama dan utama, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam
membina akhlak remaja. Nilai-nilai akhlak karimah yang bersumberkan ajaran
agama Islam harus diberikan, ditanamkan dan dikembangkan oleh orang tua
terhadap para remaja dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman akhlak tersebut
penting karena inti dari keberagamaan seseorang akan termanifestasikan dalam akhlak
karimah.
Akhlak
karimah yang perlu ditanamkan orang tua seperti ketaatan beribadah, berperilaku
baik, hormat kepada orang tua, memiliki sifat ikhlas tawadhu secara
perlahan-lahan akan terinternalisasi pada diri setiap remaja sehingga akhirnya
berdampak positif bagi kehidupan mental dan spiritualnya, sehingga dapat
memberikan kekuatan yang positif bagi remaja dalam menjalani proses hidup dan
dapat menyikapi dampak negatif yang diakibatkan oleh era globalisasi dan
informasi.
Agama
Islam sebagai sumber nilai akhlak harus dijadikan landasan oleh orang tua dalam
membina akhlak remaja karena agama merupakan pedoman hidup serta memberikan
landasan yang kuat bagi diri setiap remaja. Di samping itu
pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan orang tua sehari-hari seperti sholat,
membaca Al-Qur’an, menjalankan puasa serta berperilaku baik merupakan bagian
penting dalam pembentukan dan pembinaan akhlak remaja.
Dalam
pendidikan dan pembinaan akhlak bagi para remaja, orang tua harus dapat
berperan sebagai pembimbing spiritual yang mampu mengarahkan dan memberikan
contoh tauladan, menuntun, mengarahkan dan memperhatikan akhlak remaja sehingga
para remaja berada pada jalan yang baik dan benar. Jika remaja melakukan
kesalahan, maka orang tua dengan arif dan bijaksana membetulkannya, begitu juga
sebaliknya jika remaja melakukan suatu perbuatan yang terpuji maka orang tua
wajib memberikan dorongan dengan perkataan atau pujian maupun dengan hadiah
berbentuk benda.
Oleh
karena itu peranan keluarga sangat besar dalam membina akhlak remaja dan
mengantarkan kearah kematangan dan kedewasaan, sehingga remaja dapat
mengendalikan dirinya, menyelesaikan persoalannya dan menghadapi tantangan
hidupnya. Untuk membina akhlak tersebut, maka orang tua perlu menerapkan
disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Disiplin yang ditanamkan orang
tua merupakan modal dasar yang sangat penting bagi remaja untuk menghadapi
berbagai macam pesoalan pada masa remaja.
Peranan
keluarga (orang tua) dalam membina akhlak remaja antara lain dapat dilakukan
dengan cara :
1)
Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT, dengan cara melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana yang
diperintahkan dalam ajaran agama Islam. Dalam hal ini orang tua harus menjadi
contoh yang baik dengan memberikan bimbingan, arahan, serta pengawasan sehingga
dengan kondisi seperti ini remaja menjadi terbiasa berakhlak baik.
2)
Meningkatkan interaksi melalui
komunikasi dua arah. Orang tua dalam hal ini dituntut untuk dapat berperan
sebagai motivator dalam mengembangkan kondisi-kondisi yang positif yang
dimiliki remaja sehingga perilaku atau akhlak remaja tidak menyimpang dari
norma-norma baik norma agama, norma hukum maupun norma kesusilaan.
3)
Meningkatkan disiplin dalam berbagai
bidang kehidupan. Orang tua dalam melaksanakan seluruh fungsi keluarganya baik
fungsi agama, fungsi pendidikan, fungsi keamanan, fungsi ekonomi maupun fungsi
sosial harus dilandasi dengan penanaman disiplin yang terkendali agar dapat
mengendalikan akhlak atau perilaku remaja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dikatakan bahwa keluarga
merupakan institusi sosial yang utama dalam membina nilai-nilai akhlak karimah
remaja. Oleh karena itu orang tua sebagai tiang keluarga mempunyai peranan yang
sangat penting dan tanggungjawab yang besar dalam membina akhlak remaja sebab
ditangan orang tuanyalah, orang menilai baik buruknya akhlak remaja.
Untuk
menghindarkan dampak negatif akibat arus globalisasi dan informasi yang terjadi
pada saat ini, maka keluarga (orang tua) dituntut untuk menanamkan nilai-nilai
luhur (nilai agama Islam) dengan memberikan contoh yang baik sehingga contoh
baik ini dapat dijadikan landasan dalam bersikap dan berperilaku serta menjadi
tauladan bagi remaja.
Dengan
demikian maka peranan keluarga dalam pembinaan akhlak remaja perlu ditingkatkan
untuk mewujudkan generasi yang kuat, sehat serta berakhlak karimah yang baik
melalui peningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, peningkatan pola
interaksi serta peningkatan disiplin dalam berbagai bidang kehidupan.
B. Saran
Penulis menyadari akan kekurangan makalah ini, oleh
sebab itu diharapkan kepada pembaca untuk dapat memberi kritik dan saran yang
konstruktif dalam rangka penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, kepada Allah
jualah penulis menyerahkan diri serta memohon taufik dan hidayah-Nya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dra.Kun
Maryati dan Juju Suryawati,S.Pd,2007, Sosiologi, Jakarta: PT.Gelora Askara
Pratama
Prof.Dr.Komarudin
Hidayat dan Prof.Dr.Azyumardi Azra,MA, 2008, Pendidikan Kewarganegaraan,
Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah
Prof.Dr.
Azyumardi Azra,MA, 2003, Pendidikan kewarganegaraan, Jakarta: ICCE UIN Syarif
Hidayatullah
http//
Peranan Keluarga dalam Membina Akhlak
Remaja « Blog Anak PAC' man….htm
http// etika-remaja-saat-ini.html
Sumber:http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/24/globalisasi-dan-racun-seks pada-remaja/
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
Komentar
Posting Komentar