MAKALAH ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
MAKALAH
INI DIAJUKAN UNTUK TUGAS MATA KULIAH ILMU SOSIAL DASAR
Disusun Oleh: Immmanuel
Angga Designori
Kelas: 1TA03
NPM: 13315318
Dosen Pembimbing:
Emilianshah Banowo
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANYA
UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK
2015
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa
karena kasih karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul, “ILMU
PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN”. Sebaik
mungkin makalah saya buat meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya,
dan juga saya berterima kasih pada Bapak Emilianshah Banowo selaku dosen mata
kuliah “Ilmu Sosial Dasar” yang telah memberikan motivasi dan kesempatan kepada
saya untuk mengerjakan makalah ini. Saya
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai seberapa besar ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkaitan dengan kelangsungan hidup kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saya berharap adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Jakarta, 1 Januari 2016
Penulis
Daftar Isi
Kata
Pengantar................................................................................. i
Daftar
Isi.......................................................................................... ii
Bab
I Pendahuluan........................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................. 2
Bab
II Kajian Pustaka...................................................................... 3
A. Ilmu Pengetahuan............................................................ 3
B. Teknologi......................................................................... 5
C. Kemiskinan...................................................................... 6
D. Kemakmuran................................................................... 6
Bab
III Study Kasus/Pembahasan................................................... 8
Bab
IV Penutup.............................................................................. 12
A. Analisa............................................................................ 12
B. Solusi............................................................................... 12
C. Kesimpulan...................................................................... 13
Daftar
Pustaka................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) adalah dua hal yang tak akan pernah bisa terlepaskan dari kehidupan
manusia. Apalagi, abad 21 ini adalah era globalisasi dimana hampir semua
kegiatan manusia menggunakan sistem teknologi. Yang mana perkembangan teknologi
sangatlah pesat, dalam hal ini teknologi sangat berpengaruh di kehidupan sosial
kita. Apalagi jika kita amati lebih jauh, IPTEK sangat berpengaruh pada
kehidupan sosial. Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat
menyonsong masa depan, sudah diberi kepercayaan yang mendalam. Dia dapat
mempermudah kegiatan manusia, meskipun mempunyai dampak sosial yang muncul
sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu. Kita misalkan
saja manusia yang bisa memanfaatkan IPTEK maka akan memiliki status pendidikan
yang tinggi. Oleh karena itu orang yang berpendidikan tinggi identik dengan
status sosial yang tinggi. jika status sosial seseorang tinggi maka tingkat
kemakmurannya juga akan tinggi pula. Untuk itulah jika diamati dengan seksama
maka terdapat hubungan yang sangat kuat antara IPTEK dengan kesejahteraan
masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat maka akan
meliputi kemakmuran dan kemiskinan. Bilamana masyarakat bisa makmur apabila
berhasil mengikuti dan menggunakan perkembangan IPTEK maka masyarakat tersebut
termasuk masyarakat yang sejahterah, dan sebaliknya, masyarakat yang tidak
dapat mengikuti IPTEK dengan baik maka terjadi kemiskinan.
Kemiskinan sendiri merupakan tema
sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh
kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita masyarakat adil dan
makmur. Berbicara tentang kemiskinan akan menghadapkan kita pada persoalan
lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam
lingkungan sosial dan persoalan yang lebih jauh, bagaimana ilmu pengetahuan
(ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk mengurangi
kemiskinan di tengah masyarakat.
Kemiskinan memang menjadi masalah
yang serius dalam menghadang kemajuan IPTEK. Hal ini disebabkan, masyarakat
miskin dipastikan tidak akan bisa menikmati kemajuan teknologi. Malah yang
terjadi masyarakat miskin akan menghambat perkembangan teknologi. Bukan hanya
itu saja, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memberikan dampak dalam sektor ekonomi
sehingga masyarakat akan terseleksi dan membuat mereka menjadi miskin ketika
dampak IPTEK mulai merajarela.
Untuk itulah, perlu adanya pemahaman
yang mendalam antara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan kemiskinan
serta kemakmuran masyarakat sehingga ada kemungkinan muncul sebuah kesalahan
persepsi mengenai IPTEK yang sangat erat kaitannya dengan kemunculan kemiskinan
yang terus berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan?
2.
Apa
hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan?
3.
Bagaimana
dampak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap kemakmuran masyarakat?
4.
Bagaimana
cara Mengoptimalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk kemakmuran masyarakat?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
definisi dan maksud dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
2.
Mengetahui
hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
3.
Memahami
dampak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap kemakmuran masyarakat
4.
Memahami
cara optimalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk kemakmuran masyarakat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. ILMU PENGETAHUAN
Ilmu Pengetahuan berasal dari dua
kata, yaitu “ilmu” dan “pengetahuan” yang memiliki arti tersendiri.
Keseluruhannya telah lama dipersoalkan oleh ahli filsafat seperti Socrates, Plato,
dan Aristoteles dimana teori ilmu pengetahuan merupakan cabang atau sistem
filsafat. Oleh J.P Farrier dalam institutes of metaphiscs (1854), pemikiran
tentang teori pengetahuan itu disebut ”epistemologi” (epistem=pengetahuan,
logos=pembicaraan/ilmu).
Menurut Immanuel Kant pengetahuan
merupakan persatuan budi dan pengalaman. Dari berbagai macam pandangan tentang
pengetahuan di peroleh sumbe-sumber pengetahuan berupa ide, kenyatan, kegiatan
akal-budi, pengalaman, sentesis budi atau meragukan karena tak adanya sarana
untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Untuk membuktikan apakah isi
pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori-teori kebenaran pengetahuan.
Teori pertama bertitik tolak adanya hubungan dalil, dimana pengetahuan dianggap
benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi)
yang terdahulu.kedua, pengetahuan itu benar apabila ada kesesuaian dengan
kenyataan, bahwa pengetahuan itu benar apabila mempunyai konsekuensi praktis
dalam diri yang mempunyai pengetahuan itu.
Banyaknya teori dan pendapat tentang
pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu definisi ilmu pengetahuan akan
mengalami kesulitan sebab, membuat suatu definisi dari definisi ilmu
pengetahuan yang dikalangan ilmuan sendiri sudah ada keseragaman pendapat.
Hanya akan merangkap dalam tautologies (pengulangan tanpa membuat kejelasan)
dan pleonasme atau mubazir saja.
Dalam penerapan sebuah ilmu
pengetahuan akan memunculkan sebuah hambatan sosial. Hal ini disebabkan, pola
pikir ilmiah tidak mempertimbangkan nilai moral dan dampak terhadap sosial
ekonomi. Sebab manusia tidak selalu sadar dengan hal ini,dan manusia yang
paling sederhanapun hanya sedikit peduli terhadap sosial ekonomi.
Contoh sederhana tapi
mendalam terjadi pada masyarakat mistis. Dalam masyarakat tersebut
ada kesatuan dari pengetahuan (mitis) dan perbuatan (sosial), demikian pula
hubungan sosial di dalam suku dan kewajiban individu sudah terang,
argumen ontologis, kalau meminjam teori plato berteori tentang wujud dan
hakikat yang ada. Keadaan sekarang sudah berkambang sehingga manusia sudah
mampu membedakan antara ilmu pengetahuan (kebenaran) dan ilmu
etika (kebaikan). Maka yang pertama dipentingkan bukan “apa”
melainkan “bagaimana” dapat menghubungkan ilmu pengetahuan dengan
etika dalam suatu sikap yang dapat dipertanggung jawabkan.
Alasan lain untuk mengintegrasikan
kedua bidang tersebut ialah karena dalam perkembangan-perkembangan ilmu modern,
pengetahuan manusia telah mencapai lingkupnya yang paling luas, dimulai
dengan pikiran antologis, kemudian gauli, rahasia-rahasianya dimanfaatkan bagi
manusia. Timbul kesan seolah- olah pengetahuan ilmiah merupakan suatu
tujuan tersendiri (ilmu demi ilmu). Bahkan ada ilmu pengetahuan murni, jadi
lepas dari apa yang ada di luar ruang lingkup ilmu, lepas dari
masyarakat dan hidup sehari-hari. Di sini manusia berhadapn dengan
pertanyaan –pertanyaan mengenali kebaikan dan kejahatan, kesadaran politik,
nilai-nilai religius, dan sebagainya. Oleh pandangan ini kaidah etis etis
beserta lain-lainnya di cap sebagai sosial akstra ilmiah (diluar dibidang
ilmu).
Sekarang tidak dapat netral dan
bersikap netral lagi terhadap ilmu penyelidikan ilmiah. Karena manusia hidup
dalam suatu dunia, hasil ilmu pengetahuan dapat membawa pada malapetaka yang
belum pernah kita bayangkan sehingga perlu etika ilmu pengetahuan sebagai
satu-satunya jalan keluar. Lebih lanjut diakui oleh filsafat modern, bahwa
manusia dalam pekerjaan ilmiahnya tidak hanya bekerja dengan akal
budinya, melainkan dengan seluruh eksitensinya, dengan seluruh keadaannya,
dengan hatinya, dengan panca inderanya sehingga manusia, dalam
mengambil keputusannya, membuat pilihannya terlebih dahulu, mendapapat
pertimbangannya terlebih dahulu, mendapat pertimbangan dengan pengajaran agama,
dan nialai-nilai atau norma kesusilaan. Konteks ilmu dengan ajaran agama dalam
rangka meeningkatkan ilmuan itu sendiri sejajar dengan orang-orang yang beriman
pada derajat yang tinggi, sebagai pemegang alamat dan akan tetap memperoleh
pahala.
B. TEKNOLOGI
Istilah teknologi berasal dari kata
techne dan logia. Kata yunani kuno techne berarti seni kerajinan. Dari techne
kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti seseorang yang memiliki
keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi
semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti,
keterampilan itu lalu menjadi teknik.
Sampai pada permulaan abad XX ini,
istilah teknologi telah dipakai secara umum dan merangkum suatu rangkaian
sarana, proses, dan ide disamping alat-alat dan mesin-mesin. Perluasan arti itu
berjalan terus sampai pertengahan abad ini muncul perumusan
teknologi sebagai sarana atau aktifitas yang dengannya manusia berusaha
mengubah dan menangani lingkungan. Ini merupakan suatu pengertian yang sangat
luas karena setiap sarana perlengkapan maupun kultural tergolong suatu
teknologi.
Teknologi dianggap sebagai penerapan
ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan
atau perwujudan sesuatu. Kecenderungan ini pun mempunyai suatu akibat dimana
kalau teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam perwujudan
tersebut maka dengan sendirinya setiap jenis teknologi/sebagian ilmu
pengetahuan dapat ada tanpa berpasangan dengan ilmu pengetahuan dan pengetahuan
tentang teknologi perlu disertai oleh pengetahuan akan ilmu pengetahuan yang
menjadi pasangannya.
Demikianlah teknologi adalah segenap
keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber daya alam untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum dapatlah
bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunaan berbagai sarana yang tersedia
untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.
C. KEMISKINAN
Menurut Petirin A. Sorokin, bahwa
stratifikasi soisal (social stratification) adalah perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas – kelas secara bertingkat (secara hierarakis).
Perwujudannya adalah adanya kela-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.
Selanjutnya Sorokin menjelaskan bahwa dasar dan inti lapisan-lapisan dalam
masyarakat adalah karena tidak ada keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan
kewajiban-kewajiban, kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial
dan pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat. Lapisan-lapisan ini dalam
masyarakat itu ada sejak manusia mengenal kehidupan bersama dalam masyarakat.
Mula-mula lapisan-lapisan didasarkan pada pembedaan jenis kelamin, perbedaan
antara pemimpin dan yg dipimpin, pembagian kerja dan sebagainya. Semakin
kompleks dan majunya pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat, maka system
lapisan-lapisan dalam masyarkat akan semakin kompleks pula.
Kemiskinan menurut Kantor Menteri
Negara Kependudukan/ BKKBN adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan
juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya untuk memenuhi
kebutuhannya.
Kemiskinan memang merupakan sebuah
dampak negatif dari sebuah perkembangan IPTEK yang semakin pesat tanpa di
iringi dengan ekonomi yang mumpuni, sehingga menimbulkan kaum miskin yang
tertinggal akan IPTEK. Hal ini bisa terlihat dengan penggantian tenaga manusia
menjadi tenaga robotic pada perusahaan sebagai dampak dari perkembangan IPTEK,
tanpa di iringi dengan pemikiran terhadap kaum buruh yang miskin. Hal ini tentu
saja membuat mereka menjadi kalah atau tersingkir akibat dari kemajuan IPTEK.
D. KEMAKMURAN
Membicarakan
mengenai masalah kemakmuran, tentu yang pertama kali terlintas dalam benak
adalah mengarah kepada segi keuangan atau kemapanan hidup seseorang. Secara
mendasar kemakmuran dilihat dari sudut pandang ilmu ekonomi memiliki definisi
sebagai situasi dimana kebutuhan bisa terpenuhi. Kebutuhan disini mencakup
kebutuhan batin dan kebutuhan lahir, bisa dari sandang, papan, dan pangan.
Kemudian meluas akan kebutuhan rasa nyaman, percaya, dan kepedulian sesama
untuk saling membantu.
Secara umum
kemakmuran memiliki kriteria sebagai berikut :
§ Terpenuhinya kebutuhan pokok
(primer), berupa sandang, pangan, dan papan.
§ Mampu mnjangkau kebutuhan sekunder
maupun tersier dengan mudah.
§ Tidak memiliki tekanan batin,
sehingga pikiran ringan.
§ Memiliki orang yang menjadi tempat
kepercayaan.
§ Tidak kesulitan mengatur waktu,
tenaga, maupun finansial.
§ Tercukupinya kebutuhan diri akan rekreasi
dan menjalankan hobi.
Melihat kriteria tersebut, tentunya akan langsung mengacu
pada kemapanan dari segi finansial seseorang. Orang dengan keuangan yang
melimpah cenderung mampu mendapatkan apapun yang diinginkan.
Namun pada
kenyataannya, berdasarkan studi diketahui bahwa orang yang mapan dari segi
finansial masih bisa dikatakan belum makmur. Hal ini terjadi karena adanya
beban baru terhadap kondisi sosial seseorang, bisa karena penyakit, pendamping
hidup, maupun orang sekitar yang sulit diberikan amanah (kepercayaan). Orang
yang cenderung mencintai uang seolah hidup hanya untuk bersenang-senang di
dunia, sehingga beberapa orang justru tidak terpenuhi kebutuhan batin. Seperti
kebutuhan kasih dan sayang dari keluarga maupun orang terdekat lainnya. Hal ini
tentunya masih belum bisa dikatakan makmur, apabila kebutuhan batin tidak mampu
terpenuhi.
Berbicara
mengenai kemakmuran akan lebih bijak apabila standart kemakmuran tersebut
disesuaikan dengan kondisi diri sendiri. Sebab rasa cukup, bahagia, dan perasaan
damai lainnya diciptakan oleh diri sendiri bukan oleh orang lain dan
lingkungan. Sehingga memiliki filosofi, selalu melihat ke bawah dan jangan
melihat ke atas, akan membantu mendapatkan kemakmuran lahir maupun batin. Sebab
kebutuhan sandang, pangan, maupun papan tentunya tidak perlu terlalu mewah,
dalam kadar secukupnya saja. Semakin besar pasak maka diperlukan tiang yang
semakin besar pula, sehingga mengatur pengeluaran dari berapapun pendapatan
maka kita sudah makmur secara lahir.
BAB III
STUDY KASUS
Kesenjangan
ekonomi atau ketimpangan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah
orang yang berada di bawah garis kemiskinan merupakan dua masalah besar
dibanyak negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Di mana negara ini,
jumlah penduduk miskin tergolong paling banyak. Hal ini juga di sebabkan
teknologi dan ilmu pengetahuan negara ini jauh tertinggal dari negara-negara
lain di dunia.
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan
masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif,
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai
cara. Pemahaman utamanya meliputi:
·
Pertama,gambaran kekurangan materi, yang
biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·
Kedua, gambaran tentang kebutuhan sosial,
termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk
berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
·
Ketiga, gambaran tentang kurangnya
penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat
berbeda-beda melintasi bagian bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Hubungan IPTEK dengan Kemiskinan
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam
peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk
mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan
sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang
berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling
berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara
teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu
kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum
pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu
pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral
dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau
mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu
mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan,
tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan
sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan
manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur
politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi
yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan
sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur
ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran,
hasil produksi dan mekanisme pasar. Semuanya merupakan sub sistem atau sub
struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Rata-rata
orang yang hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat membaca maupun menulis.
sedangkan salah satu cara memberantas kemiskinan adalah dengan ilmu
pengetahuan. Dengan dapat membaca dan menulis, seorang pemulung sampah bisa
berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan banyak
uang. Dengan ilmu pengetahuan, dapat merubah seorang pengamen untuk berpikir
kreatif dan memulai membuka suatu usaha dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Dampak
IPTEK terhadap Kemakmuran Masyarakat
Keadaan
umat manusia kini sangat berbeda dengan peradaban zaman dulu, misalnya
peradaban Mesir Kuno, Yunani Kuno, Romawi atau peradaban di daratan Cina.
Faktor utama yang menyebabkan perbedaan itu ialah pertumbuhan penduduk, sains
dan teknologi. Sains teknologi membawa kemudahan, kemakmuran dan kenyamanan,
sedangkan teknologi komunikasi membuat interdepensi secara global yang semakin
meningkat.
Namun
begitu, sains teknologi juga membawa segi-segi yang negatif. Salah satunya
adalah perkembangan dunia akhir-akhir ini yang menunjukkan kecenderungan yang
sangat memprihatinkan akibat kesalahan dalam pemanfaatan kamajuan sains dan
teknologi.
Sebagaimana
kita ketahui, di papua terjadi penambangan besar besaran bahan tambang yang di
pelopori oleh Freeport dengan menggunakan teknologi canggihnya. Di lansir dari
majalahtambang.com disebutkan bahwa keuntungan PT Freeport Indonesia yang
sahamnya 90% dipegang asing(pihak Amarika) mendapat keuntungan lebih dari 400
Triliyun rupiah. Ini berbanding terbalik dengan para pekerja papua di PT
Freeport yang masih memiliki latar belakang ekonomi menengah kebawah yang tidak
bisa menikmati hasil dari kemajuan teknologi (penambangan papua yang
menggunakan teknologi penambangan canggih sehingga hasil tambang dengan mudah
di dapatkan). Bahkan, sisa atau bekas tambang PT Freeport telah membuat pulau
papua menjadi rusak wilayah hutannya di akibatkan pengrusakan untuk percepat
penambangan di pulau papua. Sehingga ini menjadi bukti bahwa perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan dapat merusak alam dan tidak semua masyarakat
bisa merasakan manfaat dari perkembangan teknologi yang sedang berkembang.
Namun, berbeda bagi mereka yang menjadi bos bos di freeport yang secara
langsung mendapatkan keuntungan atau manfaat dari perkembangan IPTEK di dalam
bidang pertambangan.
Optimalkan
IPTEK untuk kemakmuran masyarakat
Ibaratkan sebuah pedang bermata
pisau, itulah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Apabila di gunakan dengan optimal
serta menggunakannya dengan baik maka akan membuat masyarakat menjadi makmur,
menjadikan masyarakat lebih maju. Dengan begitu IPTEK akan memajukan masyarakat
dari berbagai sektor. Misalkan saja dari sektor ekonomi dengan penemuan
teknologi untuk mempercepat hasil pertanian yang membuat keuntungan masyarakat
bertambah. Dari sektor sosial, jika IPTEK dapat di optimalkan dengan baik maka
setiap masyarakat akan memiliki kelas sosial yang lebih tinggi sehingga akan
bisa lebih dihormati oleh orang lain.
Penggunaan IPTEK juga harus di
sesuaikan dengan berbagai faktor yang ada sehingga tidak bertentangan juga
dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat tersebut agar tidak terjadi
kesalahpahaman antara masyarakat dari golongan pemakai IPTEK dengan masyarakat
yang belum terlalu memakai IPTEK dalam kehidupan mereka.
BAB IV
PENUTUP
A.
Analisa
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
memberikan banyak dampak yang serius terhadap kemiskinan dan kemakmuran suatu
masyarat. Ibarat dua mata pisau, IPTEK akan memberikan dampak positif dan
negatif bagi sebagian orang. Bahkan ada pepatah yang mengatakan :
“Siapa yang menguasai teknologi,
maka dia yang menguasai dunia”
Maksud dari pepatah di atas adalah
siapapun orang yang dapat memanfaatkan adanya teknologi dalam berbagai bidang
kehidupan, maka derajat orang tersebut akan berada di atas,dan dapat melakukan
apapun sesuai dengan kehendaknya demi tercapai apa yang yang diinginkan orang
tersebut. Dalam perkembangannya iptek mulai dimanfaatkan dan diterapkan dalam
berbagai bidang kehidupan manusia. Misalnya dalam bidang kesehatan, teknologi,
perhubungan dan arsitektur, industri, dll Adapun dalam pemanfaatan dan
penerapannya iptek berdampak negatif dan positif. Dampak positifnya, iptek
dapat dimanfaatkan dan diteterapkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran manusia.
Namun dampak negatifnya, akan berpengaruh besar dalam kelangsungan hidup
manusia itu sendiri, ujung dari dampak negatif penerapan teknologi adalah
kemiskinan. Dampak negatif tersebut akan berujung pada kemiskinan, apabila
manusia tidak mampu mencari dan menemukan pemecahan permasalahan yang timbul.
Berikut adalah dampak negatif dari perkembangan, pemanfaatan dan penerapan iptek
dalam kehidupan manusia yang saling terkait dan berujung pada masalah
kemiskinan
B.
Solusi
Kemiskinan di negeri ini hanya bisa
diatasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini ada dua segi yaitu
dari pemerintah dan masyarakat. Dari segi pemerintah yaitu; pemerintah
sepenuhnya menangani bidang produksi pertanian dan peternakan, pemerintah
memperbanyak atau meningkatkan mutu dalam pemberdayaan sumber daya manusia
(SDA), pemerintah membangun Infrastruktur dengan teknologi yang mampu memangkas
biaya pegeluaran negara, misalkan saja pemerintah segera membangun sumber
energy nuklir (PLTN). Sedangkan dari segi masyarakat; masyarakat agar peduli
dengan pendidikan dengan memperhatikan lembaga swadaya masyarakat dalam
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDA), masyarakat diharapkan meningkatkan
produksi pertaniannya dengan basis teknologi yang dianjurkan oleh pemerintah,
serta memperhatikan penuh dalam penyelenggaraan perencanaan PLTN.
IPTEK memang merupakan dua mata
pisau. Sehingga harus di manfaatkan dengan hati hati. Karena jika tidak
terjadi, masyarakat miskin akan menjadi lebih miskin lagi dan masyarakat
golongan menengah keatas akan semakin kaya dengan mendapatkan pundi-pundi
keuntungan dari pemanfaatan IPTEK tanpa memikirkan masyarakat miskin. Bahkan
yang miskin akan tersingkirkan dan menjadi masyarakat buangan karena selain
tidak bisa memanfaatkan IPTEK tetapi juga tidak bisa merasakan bagaimana IPTEK
telah tumbuh dan berkembang dengan cepat.
C.
Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat
erat kaitannya dengan kemiskinan. Terutama dalam perkembangannya yang semakin
pesat dari tahun ke tahun. Masyarakat mau tidak mau harus mengikuti
perkembangan yang ada demi kemudahannya dalam beraktifitas, tetapi faktor
penybaran perekonomian yang tidak merata menyababkan hal-hal yang ingin dicapai
tidak dapat berjalan dengan maksimal.
Hanya kalangan ekonomi menengah
keatas atau kaum yang tergolong makmur yang bisa merasakan dari perkembangan
IPTEK yang saat ini berkembang dnegan pesat. Sebaliknya, kaum miskin akan
semakin tersingkir dengan IPTEK yang semakin maju.
Ilmu pengetahuan, teknologi dan
kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan. Teknologi diciptakan oleh manusia
demi kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan arti
menciptakan, mencari kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka, kelaparan,
melindungi dari bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok
manusia.Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur
yang jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan
berkembang mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja
yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya
perkembangan teknologi di zaman ini.Bila di zaman yang modern ini masih ada
masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin saja
masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan cara
lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi dizaman ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdulsyani. Sosiologi,
skematika, teori, dan terapan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Ace, Partadireja. (1981). Ekonomik
Etik, pada pengukuran Guru Besar Ekonomi Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.
Ritzer, George. sosiologi
ilmu pengetahuan berparadigma ganda.
Rosyidi, Suherman.(2006).Pengantar
Teori Ekonomi.Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada.
Netltjie, Harmawan.(1996).MKDU
Ilmu Sosial Dasar. Malang : Gunadarma
Sagir,Soeharsono.(2009).Kapita
Selekta Ekonomi Indonesia. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
http://cardcaptor-dyah39.blogspot.com/2011/11/tema-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://arsenal-holic.blogspot.com/2012/12/tugas-8-isd-ilmu-pengetahuan-tekhnologi.html
http://chacaatmika.blogspot.com/2011/09/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
Komentar
Posting Komentar