Riset Operasi Transportasi
Transportasi
Transportasi adalah perpindahan
manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan
sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi
digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
A.
Metode Transportasi
Metode Transportasi adalah suatu
metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber – sumber yang
menyediakan produk – produk yang sama di tempat- tempat yang membutuhkan secara
optimal. Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa karena terdapat
perbedaan biaya transportasi (alokasi) dari suatu sumber ke beberapa tujuan
yang berbeda – beda dan dari beberapa sumber ke suatu tujuan juga berbeda –
beda.
Ada tiga macam metode dalam metode transportasi:
1. Metode
Stepping Stone
Metode ini dalam
merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang optimal
menggunakan cara trial and error atau
coba – coba. Walaupun merubah alokasi dengan cara coba- coba, namun ada syarat
yang harus diperhatikan yaitu dengan melihat pengurangan biaya per unit yang
lebih besar dari pada penambahan biaya per unitnya.
2.
Metode Modi (Modified
Distribution)
Metode ini
dilakukan dengan cara menentukan nilai ui untuk setiap baris dan vj
untuk setiap kolom berdasarkan rumus: cij = ui + vj
, (untuk kotak yang terisi).
3.
Metode VAM (Vogel’s
Approximation Method)
Pengalokasian
dimulai dengan menentukan nilai selisih antara kotak dengan biaya terendah dan
kotak dengan biaya terendah berikutnya untuk setiap baris dan kolom (nilai
selisih disebut S). Selanjutnya dipilih baris atau kolom dengan nilai S
terbesar dan dilakukan pengalokasian pada kotak dengan biaya terendah pada
baris atau kolom yang terpilih.
B.
Moda Transportasi
Moda transportasi merupakan
istilah yang digunakan untuk menyatakan alat angkut yang digunakan untuk
berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. Moda yang biasanya digunakan
dalam transportasi dapat dikelompokkan atas moda yang berjalan di darat,
berlayar di perairan laut dan pedalaman, serta moda yang terbang di udara.
1)
Moda Darat
Moda
transportasi darat menggunakan medium yang terletak di daratan, baik bawah tanah (subway) maupun melayang
(flyover). Moda transportasi darat dapat dibagi menjadi :
i.
Transportasi Jalan Raya (angkutan melalui
jalan)
Dua unsur pokok transportasi jalan raya adalah jalan dan kendaraan
(bermotor).
1.
Karakteristik dan keunggulan transportasi jalan
raya :
a.
Melayani angkutan dari rumah ke rumah (door to
door service), dapat menjangkau seluruh pelosok daratan
b.
Memberi kebebasan bagi pengendara dalam ruang
dan waktu
c.
Mudah dikembangkan
d.
Biaya operasi lebih murah
2.
Kelemahan/kekurangan transportasi jalan raya :
a.
Tidak efisien
b.
Pemborosan energy
c.
Tingkat keselamatan rendah
d.
Menimbulkan polusi udara, khususnya di perkotaan
e.
Membutuhkan tempat parkir, yang sulit disediakan
di perkotaan
3.
Keuntungan lain :
a.
Dapat membuka, membangkitkan dan mengembangkan
wilayah
b.
Menaikkan nilai lahan/tanah
c.
Melindungi kawasan atau kota (contoh : jalan arteri,
by pass)
ii.
Transportasi Jalan Rel (angkutan melalui rel)
Untuk transportasi jalan rel dengan menggunakan sarana
kereta api/disel/listrik, ada tiga unsur utama, yaitu :
1.
Prasarana, berupa rel
2.
Stasiun
3.
Kendaraan/kereta
Dari ketiga
hal di atas, biaya pembuatan prasarana adalah yang termahal.
Kelebihan transportasi jalan rel
: efisien dan ekonomis.
Kekurangannya
:
1.
Padat modal
2.
Banyak dipengaruhi oleh peraturan (regulasi) dan
politik
Catatan lain mengenai jalan rel
:
1.
Sebagai angkutan jarak menengah, urban dan
suburban
2.
Lebih ramah lingkungan apabila rel dijalankan
atau digerakkan dengan listrik
3.
Kecepatan rel dapat mencapai kecepatan 60 sampai
dengan 160 km/jam, bahkan untuk kereta rel cepat memiliki kecepatan antara 200
sampai 400 km/jam
iii.
Transportasi Pipa (angkutan melalui pipa)
Digunakan untuk mengangkut barang cair (air, minyak),
gas, benda padat (batu bara, kapur, biji-bijian, dan sebagainya). Sarana-sarana
pipa biasanya ditanamkan di dalam tanah,
mengikuti jaringan jalan raya, seperti pipa air minum dan gas, dan ditempatkan
pada daerah milik jalan (damija).
Keunggulan transportasi pipa :
a.
Barang cair yang diangkut melalui pipa akan
lebih mudah dan lebih murah.
b.
Mengurangi beban jaringan atau kereta api.
Daya penggerak
barang dalam transportasi pipa adalah pompa tekan atau gaya gravitasi.
iv.
Transportasi Gantung ( angkutan melalui kabel)
Jenis transportasi ini biasanya untuk keperluan
khusus, seperti wisata, dan bukan untuk
keperluan sehari-hari. Di negara maju, sistem transportasi gantung lebih banyak
dikelola oleh pihak swasta.
Sarana yang dibutuhkan adalah : gerbong pengangkut,
dan rel untuk merentangkan kabel baja yang dikendalikan dari terminal. Akibat
kemajuan teknologi transportasi dan mengingat sempitnya lahan di daerah
perkotaan dewasa ini, maka transportasi gantung banyak digunakan.
v.
Catatan : Angkutan sungai, danau dan
penyeberangan (ferry) dianggap sebagai moda darat, karena kedekatannya dengan
moda darat yang lain.
2)
Moda Laut
Jalan untuk
transportasi air umumnya bersifat alami (laut, sungai), tetapi dapat pula
buatan manusia (kanal/saluran, anjir). Termasuk dalam moda transportasi air
adalah :
·
Pelayaran rakyat
·
Pelayaran antar pulau
·
Pelayaran samudra, baik domestik maupun
internasional
Prasarana lain
(selain laut/sungai) adalah pelabuhan, yang merupakan simpul transportasi laut
dengan darat. Karena sifatnya sebagai tempat peralihan moda transportasi, maka
pelabuhan harus disambung dengan sistem transportasi darat, dan dilengkapi
dengan berbagai macam kemudahan.
Ada beberapa
persyaratan tertentu bagi pelabuhan, sebagai ciri pelabuhan yang baik :
i.
Pelabuhan harus mampu melindungi kapal dari
iklim buruk selama ada di
pelabuhan.
ii.
Kedalaman air harus cukup, agar kapal tetap
terapung walaupun air sedang surut.
iii.
Pelabuhan harus menjamin kemudahan perpindahan
barang dan penumpang.
Sebagai sarana
transportasi air, bentuk maupun ukuran kendaraan air harus cukup beragam, mulai
dari perahu dayung yang sangat sederhana, rakit, sampai kapal laut dengan daya
angkut yang besar. Kapal dapat dikelompokkan dalam :
1)
Kapal berukuran kecil, untuk pesiar dan olah
raga
2)
Kapal Dagang, untuk mengangkut penumpang
dan/atau barang
3)
Kapal penolong atau untuk kegunaan khusus (kapal
keruk, kapal patroli, kapal pemandu, kapal penarik/tug boat)
Transportasi laut
umumnya bersifat regional, bahkan internasional, banyak diantaranya mencakup
perjalanan yang sangat jauh. Bagi angkutan barang, transportasi air masih tetap
memegang peranan penting, karena daya
angkut kapal yang sangat besar, sehingga dapat menekan biaya. Transportasi air
khususnya cocok dan efisien untuk lalu lintas
penghubung antara pelabuhan dengan sistem angkutan lain yang menggunakan
bargas atau perahu untuk membongkar dan muat barang dari dan ke kapal.
3)
Moda Udara
Ciri istimewa
transportasi udara adalah cepat, yang dalam hal ini dilakukan dengan
menggunakan pesawat terbang, baik untuk orang maupun barang. Pesawat terbang
tidak hanya mampu bergerak sangat cepat, tetapi juga mampu terbang lurus
melintasi berbagai rintangan alam yang tidak teratasi oleh transportasi darat
dan air.
Bandar udara
atau pelabuhan udara termasuk salah satu kemudahan transportasi yang tidak
dapat berada dekat atau berbatasan dengan kota karena alasan keamanan
penerbangan dan pencemaran suara terhadap lingkungannya. Bandar udara adalah
terminal angkutan yang menuntut sarana dan prasarana yang jauh lebih lengkap
dibandingkan dengan terminal angkutan darat.
Lintasan
penerbangan adalah angkasa yang bebas dan lurus, namun yang dalam kenyataannya
harus diatur guna menghindari kecelakaan.
Lintasan penerbangan
berupa lorong angkasa yang ditentukan oleh batas ketinggian, kerendahan dan
lebar bidang datarnya, sehingga membentuk lorong bertingkat dan berjajar di
angkasa.
Pengawasan
pergerakan lalu lintas udara diatur dalam dua peraturan, yaitu Visual Flight
Rule (VFR) dan Instrument Flight Rule (IFR).
C.
Contoh Kasus dalam Pemilihan Rute
Pencarian rute terpendek merupakan satu masalah yang banyak dibahas
dalam
transportasi,
misalnya seorang pengguna jalan ingin melakukan perjalanan dari suatu
tempat asal
ke tempat tujuan, dimana dalam melakukan perjalanan tersebut pengguna
tentu akan
menggunakan rute terpendek dari beberapa rute yang menghubungkan asal
dengan
tujuannya. Dapat dilihat bahwa, penentuan rute terpendek memegang peranan
penting
karena dapat mengefisiensikan jarak, waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk
mencapai
suatu daerah tujuan tertentu.
Rute yang ditempuh oleh pengguna jalan dalam melakukan aktivitasnya
sehari-hari
umumnya hanyalah rute yang sering (biasa) dilalui ataupun rute yang
dianggab
terpendek berdasarkan persepsi pribadi/orang lain yang pada kenyataannya
hal tersebut
belum tentu benar. Sebagai contoh, terkadang rute dengan jarak yang
pendek
mempunyai tingkat kemacetan yang lebih tinggi sehingga waktu tempuh lebih
lama
dibanding rute yang sedikit lebih panjang tetapi tingkat kemacetannya rendah.
Hal ini
disebabkan karena masih tingginya persepsi pengguna jalan bahwa rute yang
pendek
merupakan rute dengan waktu terpendek (tercepat). Dari hasil penelitian
diperoleh rute
terpendek dengan perhitungan (baik dengan algoritma Dijkstra maupun
Floyd-Warshall)
dan hasil wawancara/kuisioner. Dimana terlihat bahwa hanya
terdapat 33%
pengguna jalan yang memilih rute tersebut, sama dengan rute yang
diperoleh
dari hasil perhitungan, sedangkan pengguna jalan lainnya (67%) hanya
berdasarkan
anggapan/persepsi dimana rute yang dipilihnya merupakan rute
terpendek.
Persepsi pemilihan rute terpendek yang berbeda-beda dapat dilihat dari
latar
belakang/alasan
pengguna jalan dalam penentuan rute terpendek. Dari hasil penelitian
diperoleh
40% pengguna jalan memperhitungkan waktu tempuh dalam melakukan
pemilihan
rute , 28% karena kebiasaan, 6% menganggap bahwa rute yang dipilihnya
terdapat
lebih sedikit angkutan lainnya, 2% lebih sedikit persimpangan dan 4%
dengan
alasan-alasan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa waktu tempuh merupakan
alasan/latar
belakang utama dalam pengguna jalan dalam memilih rute.
D.
Elemen dan Karakteristik Teori Antrian
a.
Elemen Antrian
Elemen sistem
antrian merupakan komponen yang merupakan bagian atau anggota dari sistem
antrian, yaitu :
1.
Pelanggan
Pelanggan adalah orang atau barang yang menunggu untuk
dilayani. Arti dari pelanggan tidak harus berupa orang, misalnya saja antrian
pada loket pembayaran di supermarket, orang yang menunggu giliran membayar
termasuk pelanggan, begitu juga barang-barang yang menunggu untuk dihitung oleh
kasir juga dapat dikatakan sebagai pelanggan.
2.
Pelayan
Pelayan adalah orang atau sesuatu yang memberikan
pelayanan. Seperti halnya pelanggan, pelayan juga tidak harus berupa orang.
Misalnya pada pengambilan uang melalui ATM, mesin ATM dalam hal ini merupakan
pelayan.
3.
Antrian
Antrian merupakan kumpulan pelanggan yang menunggu
untuk dilayani. Antrian tidak harus merupakan garis tunggu yang memanjang.
Misalnya saja antrian pada panggilan telepon, tidak berupa garis tunggu seperti
yang kita jumpai pada antrian di pembelian tiket bioskop.
b.
Karakteristik Antrian
Karakteristik
yang dapat dilihat dari suatu sistem antrian antara lain :
1.
Distribusi kedatangan ( kedatangan tunggal atau
kelompok)
Distribusi kedatangan dari pelanggan dapat dilihat
dari waktu antar kedatangan 2 pelanggan yang berurutan (interarrival time) .
Pola kedatangan ini dapat bersifat deterministik ( pasti) maupun stokastik
(acak). Jika distribusi kedatangan tidak bergantung pada waktu
(time-independent) maka bersifat stasioner. Sebaliknya jika distribusi
kedatangannya bergantung pada waktu, maka bersifat nonstasioner.
2.
Distribusi waktu pelayanan (pelayanan tunggal
atau kelompok)
Distribusi pelayanan dapat bersifat deterministik
maupun stokastik. Waktu pelayanan yang sifatnya tetap disebut deterministik.
Sedangkan yang tidak tetap atau acak disebut stokastik. Pelayanan yang
tergantung pada jumlah pelanggan yang sedang menunggu disebut pelayanan
state-dependet.
3.
Rancangan sarana pelayanan (stasiun serial, paralel
atau jaringan)
Pada rancangan sarana pelayanan ini, didalamnya
termasuk juga jumlah server (pelanggan) yang dimiliki oleh sistem pelayanan.
4.
Peraturan pelayanan (FCFS, LCFS, SIRO) dan
prioritas pelayanan
Peraturan yang dimaksud adalah prosedur yang dapat
digunakan oleh para pelayan untuk memutuskan urutan pelanggan yang dilayani
dari antrian.
5.
Ukuran antrian (terhingga atau tidak terhingga)
Ukuran antrian artinya jumlah maksimum pelanggan yang
diijinkan berada dalam sistem pelayanan (dalam antrian dan dalam pelayanan).
6.
Sumber pemanggilan (terhingga atau tidak
terhingga)
Ukuran sumber pemanggilan merupaka ukuran populasi
yang potensial untuk menjadi pelanggan (calling population).
7.
Perilaku manusia (perpindahan, penolakan, atau
pembatalan)
Dalam sistem antrian, terkadang terjadi perilaku pelanggan
yang keluar dari prosedur. Reneging (pembatalan) yaitu meninggalkan antrian
sebelum dilayani, balking (penolakan) yaitu menolak untuk memasuki antrian.
Pada dasarnya keduanya sama, perbedaannya terletak pada waktu dimana pelanggan
memutuskan untuk tidak memasuki atau untuk tidak meneruskan prosedur pada
sistem pelayanan. Jockeying (perpindahan) adalah perpindahan dari satu baris
antrian ke baris antrian yang lain. Reneging, balking, dan jockeying merupakan
tiga aspek dalam sistem antrian yang sulit diukur karena pelanggan yang
melakukannya sering tidak terdeteksi oleh sistem yang bekerja.
Daftar Pustaka:
Komentar
Posting Komentar