Manusia dan Pandangan Hidup
MANUSIA
DAN PANDANGAN HIDUP
Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dua kata yaitu
edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian
ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan
yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman
normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila
dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para ahli yaitu:
a)
Destut De Tracy : Ideologi pertama kali
dikemukakan oleh Destut De Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang
diharapkan dapat membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat
Perancis.
b)
Ramlan Surbakti : membagi dalam 2 pengertian
a.
Ideologi Fungsional : seperangkat gagasan
Tentang Kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap
paling baik
b.
Ideologi Struktural : Suatu sistem pembenaran
seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang
diambil oleh penguasa.
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya.
Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran dan rasa. Ketika kekayaan manusia
inilah yang membuat manusia disebut sebagai khalifah di bumi ini. Tuntukan
hidup manusia lebih dari pada tuntutan hidup makhluk lainnya yang membuat
manusia berfikir lebih maju untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya di
dunia, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah
apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup.
Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda mengelompokkan pandangan
hidup yang berdeda-beda akan menciptakan paham atau aliran. Pandangan hidup
tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia. Jadi pandangan
terhadap hidup ini adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi
manusia. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan dan tuntutan
seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh kehidupan. Oleh karena itu, dalam
kehidupan dunia dan akhirat pandangan hidup seseoranglah yang menentukan akhir
hidup mereka sendiri. Selain itu pandangan hidup juga tidak langsung muncul
dalam masyarakat, melainkan melalui berbagai proses dalam menemukan jati diri
atau pandangan hidupnya. Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga dengan
pendidikan. Manusia mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya adalah
berasal dari pendidikan.Oleh karena itu jika kita membahas tentang pendangan
hidup, tidak boleh lepas dari pendidikan manusia dapat berfikir ledih kedepan
mulai dari kehidupan baik lahir dan batin.
A.
Pengertian Pandangan Hidup
Menurut Koentjaraningrat (1980)
pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang
dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan didalam masyarakat.
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Sedangkan menurut
Manuel Kaisiepo 1982, pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada
seorang pun tang hidup tanpa pandangan hidup meskipun tingkatannya
berbeda-beda. Pandangan hidup mencerminkan citra dari seseorang karena
pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
Apa yang dikatakan oleh
seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola berfikir
tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan sesuatu itu pandangan hidup, sebab
dapat pula hanya suatuidealisasi belaka yang mengikuti kebiasaan berfikir yang
sedang berlangsung di dalam masyarakat. Setiap Bangsa, Negara maupun manusia
yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang
ingin dicapainya sangatmemerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang
jelas, suatu Bangsa, Negara maupun manusia akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaimana ia memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam gerak masyarakat yang
semakin maju. Berpedoman pada pandangan hidup itu pula seseorang akan mampu
membangun dirinya.
Pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
a.
Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
b.
Pandangan hidup yang berupa Ideologi yang
disesuaikan dengan kebudayaan dan norms yang terdapat pada negara tersebut.
c.
Pandangan Hidup Hasil Renungan yaitu pandangan
hidup yang relatif kebenarannya.
B.
Cita-Cita
Cita-cita adalah keinginan,
harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Pandangan hidup terdiri atas
cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat
melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu. Tidak ada orang
hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah
tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebijakan dan sikap hidup itu berbeda-beda
bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.Itulah
sebabnya, cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup banyak menimbulkan daya
kreativitas manusia. Banyak hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan,
dan hidup seseorang. Cita-cita ini perasaan hati yang merupakan suatu
keinginan, kemauan, niat, atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia,
karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.Ada tiga katagori
keadaan hati seseorang, keras, lunak, dan lemah. Orang yang berhati keras, tak
berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tak menghiraukan rintangan,
tantangan, dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati lunak
dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.
Orang yang berhati lemah, mudah terpengaruhi oleh situasi dan kondisi.
Cita-cita, keinginan, harapan, banyak menimbulkan daya kreatifitas para
seniman. Banyak hasil seni seperti: drama, novel, film, musik, tari, filsafat
yang lahir dari kandungan cita-cita, keinginan, harapan dan tujuan.
C.
Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau
perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan
moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia
adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia
merupakan makhluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling
membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan
sebagainya.
Untuk melihat apa itu
kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu:
a.
Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan
baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati
untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim
terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun
manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
b.
Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang
menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia
adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai
anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
c.
Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus
mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia
berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur
perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak
Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Kebajikan berarti berkata
sopan, santun, barbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap
siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya. Namun
ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan.
D.
Usaha atau Perjuangan
Usaha atau perjuangan adalah
kerja keras untuk mewujudkan cita-cita, Setiap Manusia harus kerja keras untuk
kelanjutan hidupnya. sebagian kehidupan manusia adalah perjuangan. Perjuangan
untuk hidup merupakan kodrat manusia. Tanpa perjuangan manusia tidak dapat
hidup sempurna. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun
tenaga/jasmani atau dengan keduanya. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh
kemampuan, karena kemampuan itulah tingkat kemakmuran manusia berbeda-beda.
E.
Keyakinan atau Kepercayaan
Menurut Prof. Dr. Harun
Nasution (bahan ceramah pada perantaran pengajar Ilmu Budaya Dasar di
Bukit Tinggi, 1981), menurut beliau ada tiga aliran filsafat:
a.
Aliran Naturalisme
Hidup manusia dihubungkan dengan kekuatan gaib
yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan natur itu
dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tinggi.
Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak di
kuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini karena
manusia itu lemah, manusia hanya dapat berusaha dan berencana tapi yang
menentukannya adalah Tuhan.
Bagi yang percaya pada Tuhan, Tuhan itulah
kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, karena itu manusia
mengabdi pada ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada dua yaitu:
i.
Ajaran agama yang dogmatis
yaitu yang di sampaikan Tuhan melalui Nabi-Nabi, sifatnya tetap dan tidak
berubah
ii.
Ajaran agama dari pemuka-pemuka
agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas) dan
berubah sesuai dengan perkembangan agama.
Apabila aliran naturalisme ini di hubungkan
dengan pandangan hidup maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi,
pandangan hidup yang dilandasi oleh ajaran-ajaran agama, manusia yakin bahwa
kebajikan itu di ridhai oleh Tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi bahwa
Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan
hidup keagamaan (religius), sebaliknya apabila manusia tidak mengakui adanya
Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu berasal dari natur
dan pandangan hidup yang dilandasi oleh natur, manusia yakin bahwa kebajikan
itu kebajikan natur dan pandangan hidup ini sifatnya ateistik. Disebut
pandangan hidup komunisme.
b.
Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah akal atau logika.
Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berfikir. Mana yang benar
menurut akal itulah yang baik, walaupun mungkin bertentangan dengan hati nurani
. akal berasal dari bahasa Arab yang artinya Kalbu yang berpusat dihati,
sehingga timbullah istilah “Hati Nurani” artinya daya rasa.
Apabila aliran ini di hubungkan dengan
pandangan hidup, maka keyahinan manusia itu bermula dari akal. Jadi, pandangan
hidup itu dilandasi oleh keyakinan, kebenaran yang diterima akal. Benar menurut
akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh
dengan akal.
c.
Aliran Gabungan
Aliran gabungan adalah kekuatan gaib dan juga
akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya
Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang
menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik
sebagai logika berfikir maupun sebagai lohika rasa. Jadi, apa yang benar
menurut logika berfikir, juga dapat diterima oleh hati nurani. Logika berfikir
tidak ditekankan pada logika berfikit individu, melainkan logika berfikir
kolektef (masyarakat) pandangan hidup ini adalah disebut sosialisme akal dalam
arti baik sebagai logika berfikir maupun sebagai daya rasa, logika berfikir
secara individual maupun kolektif. Pandangan hidup ini disebut sosialisme
religius. Dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup
sosialisme menekan pada logika berfikir kolektif, sedangkan pandangan hidup
sosialisme religius menekan pada logika berfikir kolektif dan individual.
Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika berfikir dari pada hati nurani,
sedangkan sosialisme religius mengutamakan kedua-duanya, logika berfikir dan
hati nurani.
F.
Langkah Berpandangan Hidup Yang
Baik
Setiap manusia pasti mempunyai
pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil
dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah
memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita
dengan baik pula. Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni:
a.
Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia
yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya mengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti
mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu
ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum
turun ke dunia
b.
Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik
adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup
itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam
berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana
mengatur kehidupan bernegara. Begitu juga bagi yang berpandangan hidup pada beragama.
Hendaknya kita mengerti apa itu kitab suci, perintah-perintah-Nya yang akan
mengatur kita dikehidupan sekarang dan diakhirat nanti.
c.
Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan
hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup
kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan
hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati
nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan
mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang
berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih
tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai
pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan
memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
d.
Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas,
baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara
dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup
yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung
memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
e.
Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting
dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik
oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan
merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan
oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih
hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
G.
Makna Sikap Hidup
Sikap hidup ialah keadaan hati
dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau
negatif? Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis?
Sikap itu ada dalam hati kita dan
hanya kitalah yang tahu, orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak.
Sikap itu penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap orang
berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang membentuknya.
Dalam menghadapi kehidupan,
manusia selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada
beberapa sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif dan
sikap non etis disebut juga sikap negatif.
H.
Hubungan Manusia dan Pandangan Hidup
Manusia adalah makhluk Tuhan yang
diberikan akal dan pikiran serta hati secara psikologi. Karakter manusia
terbentuk dari 3 unsur, yaitu pikiran, hati nurani dan hawa nafsu. Ketiganya
ini harus berjalan dengan seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain
untuk menjadikan karakter yang baik pada manusia tersebut. Maka manusia semasa
hidupnya dalam setiap pekerjaan dan kegiatannya selalu menggunakan ketiga unsur
tersebut sejak dilahirkan, manusia tentu saja telah memiliki karakter bawaan
dari orang tuanya, dan memiliki berbagai macam pengalaman semasa hidupnya
sampai dia dewasa. Hal ini yang menyebabkan timbulnya pandangan hidup yang
berbeda-beda pada setiap orang.
Pandangan hidup adalah sikap
manusia yang paling mendasar dalam menyikapi setiap hal yang terjadi dalam
hidupnya, baik itu berupa masalah, tugas, tantangan dan segala yang dilakukannya,
manusia pasti mempunyai pandangan masing-masing.
I.
Menurut asalnya pandangan hidup dibagi menjadi 3
yaitu:
a.
Pandangan Hidup yang berasal dari Agama
b.
Pandangan Hidup yang berasal dari Ideologi
c.
Pandangan Hidup yang berasal dari hasil renungan
J.
Hubungan Pandangan Hidup Masyarakat
Pandangan ini didasarkan pada
pancasila. Dari sini dapat pula diartikan sebagai pandangan hidup dan
menghidupi. Manusia hidup dalam hubungan dengan Tuhannya dan dan dalam
perlindunganNya. Serta dalam kebudayaan dan serba hubungan menjadikan dunia dan
lingkungan lebih menyenangkan dan menjadikan hidup lebih baik.
Daftar Pustaka:
Komentar
Posting Komentar